Kota Sa Pa, dan Hal-Hal yang Mungkin Kamu Ingin Tahu Sebelum Berangkat
Kota Sa Pa,
dan Hal-Hal yang Mungkin Kamu Ingin Tahu Sebelum Mengunjunginya
Saat
kota Ha Noi mulai masuk PPKM karena pandamik covid-19, saya berpikir atau saya
berangkat ke kota Sapa sebuah kota kecil dataran tinggi yang sejuk di
perbatasan barat daya Vietnam. Nama kota tersebut adalah Sa Pa, berada di
wilayah Provinsi Lao Cai, Vietnam.
Sebenarnya,
pada bulan Agustus - September adalah waktu yang paling indah disini karena
cuaca hangat, pemandangan milik pegunungan dan sawah padi terrasering mulai
mengkuning.
Ah,
kalian yang mau kungjungi Vietnam nanti setelah udah selesai pandamik tolong perhatian
waktu terbaik mengunjungi Vietnam, kabarnya, adalah saat musim dry winter di
bulan November-April. Temperatur rata-rata saat itu sekitar 17-22° C. Nyaman
dan sejuk, dengan suhu terdingin terjadi di bulan Januari-Maret. Ketika musim
panas (Mei-Oktober), Vietnam bisa sangat panas dan lembap, seperti yang saya
alami. Suhu bisa mencapai (feels like) 44° C.
Sa
Pa merupakan sebuah kota kecil di perbatasan sebelah barat daya Vietnam,
tepatnya di Provinsi Lao Cai. Kota di ketinggian 1.600 mdpl ini masuk di
wilayah Pegunungan Lien Son, termasuk Gunung Fansipan, di dekat perbatasan
Tiongkok.
Gunung
Fansipan sendiri merupakan gunung tertinggi di Indochina (Vietnam, Kamboja,
Myanmar) dengan ketinggian 3.143 mdpl. Statusnya yang tertinggi itu membuat
Fansipan mendapatkan gelar The Roof of Indochina (Atap Indochina). Jujur,
Fansipan adalah salah satu deal breaker yang membuat saya akhirnya, “Ayoklah,
budhal ke Sa Pa!”
Sa Pa memiliki suhu udara rata-rata berkisar 15-18° C di siang hari di musim panas. Saat musim dingin, berkisar rata-rata 10° C. Kabut pun rutin mampir tiap hari tak terduga di Sa Pa. Kadang-kadang ia datang pagi, siang, atau sore maupun malam.
Mungkin,
banyak yang tidak familier dengan destinasi ini. Namun, saya bisa bilang, Sa Pa
sangat layak untuk masuk dalam daftar bucket list di Asia Tenggara.
BAGAIMANA MENUJU KE SANA?
Sa
Pa berjarak sekitar 350 km ke barat daya Hanoi. Untuk bisa mencapai Sa Pa,
pilihannya ada banyak, kalau mau dicari-cari. Namun, bagi kalian yang memilih
transportasi umum, Sa Pa bisa dicapai dengan menggunakan sleeper bus atau
sleeper train.
Saya memilih sleeper bus, dengan jarak tempuh sekitar 6 jam. Saya memilih sleeper bus yang berangkat di malam hari (sekitar pukul 21.00) ketika perjalanan Hanoi-Sa Pa, dan sleeper bus siang (berangkat sekitar pukul 14.00) untuk perjalanan balik Sa Pa-Hanoi.
Kenapa, kok, yang satu malam, yang satu siang? Karena, perjalanan pergi ingin tiba di Sa Pa pagi dan langsung menjelajah. Ketika pulang, tidak ada target yang ketat di Hanoi, dan ingin melihat lanskap saat di perjalanan. Jadi, kami memilih berangkat saat masih terang.
PENGINAPAN
DI SA PA
Hari
pertama, saya menginap di kawasan Cat Cat. Penginapannya bernama Cat Cat
Garden. Ketika menginap di sini, kami hanyalah pengunjung satu-satunya.
Penginapan ini memang sangat sepi di daerah yang juga sepi. Hanya,
keunggulannya memang ia memiliki pemandangan yang sangat indah tepat di depan
kamar. Begitu melihat keluar jendela, kami bisa langsung menikmati bukit
rindang, kawasan persawahan, dan lembah.
Bagi
yang suka tenang, Cat Cat Garden memang tepat. Namun, di sisi lain, banyak pula
kekurangan yang kami rasakan saat menginap. Antara lain, menu sarapan yang
tidak beragam (setiap hari tidak ganti); sulit jika ingin bertanya tentang apa
pun karena staf sering tidak ada di tempat dan front desk sering kosong; dan
mereka tidak membersihkan kamar setiap hari, kecuali kalau kita mengingatkan
atau kita memintanya (jadi, sering sekali kejadian harus minta tisu toilet,
gelas bersih, dan handuk bersih).
Dari
selayang pandang langsung ketika berkeliling Sa Pa, ada beberapa penginapan
yang terlihat menjanjikan, mulai dari hotel mewah hingga yang sederhana.
Beberapa di antaranya, adalah Pao’s Sapa Leisure Hotel, My Boutique Hotel &
Spa, Eden Boutique Hotel & Spa, atau Christina Maison’s de Sapa.
TRANSPORTASI
BERKELILING SA PA
Tidak
terlalu berbeda dari Hanoi, saya berkeliling Sa Pa banyak menggunakan jasa
taksi atau GrabCar. Hanya saja, lebih banyak lagi berjalan kaki. Sekadar
catatan, jelang malam, banyak area di Sa Pa yang gelap dan tidak punya lampu
jalanan. Jadi, sebaiknya siap-siap senter di ponsel, atau sekalian bawa
headlamp untuk menerangi jalan. Sedia selalu juga jaket yang menghangatkan
karena semakin malam, Sa Pa semakin bikin gigil; dan payung, karena mendadak
seperti jatuh cinta, Sa Pa suka tiba-tiba diguyur hujan.
Ternyata, terlalu banyak hal yang perlu kalian tahu sebelum berangkat ke Sa Pa. Sejujurnya, semua yang saya uraikan di atas pun memang berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang kalian tanyakan, terutama via Instagram. Tinggalkan pertanyaan kalian kalau ternyata memang masih ada pertanyaan tentang persiapan ke Sa Pa yang belum saya bahas.
Kalau persiapan menuju Sa Pa dan perkenalan tentang kota di pegunungan ini sudah khatam, baru kita bisa melanjutkan obrolan dengan “ke mana saja, sih, enaknya kalau ke Sa Pa?”.
follow saya di fanpage: https://www.facebook.com/tourguidebahasaindonesiadivietnam
Follow saya di instagram: mas_joko_tourguidedivietnam
Comments
Post a Comment